Jumat lalu saya menonton Christmas Carol. Dan menurut saya: It was cool!
Christmas Carol diangkat dari novel terkenal milik Charles Dickens tentang seorang kakek yang membenci hari Natal. Untuk sebuah film animasi, Christmas Carol terasa terlalu berat untuk seorang anak. Selain gambaran yang 'tidak selucu' film-film animasi lainnya, kisah yang diangkat CC ini juga lebih tepat untuk mereka yang telah dewasa. Untuk mereka yang telah mengenal, dan seringkali terokupasi pada hal-hal materiil.
CC mengingatkan kita tentang pentingnya bersyukur. Bersyukur atas apa yang kita miliki, bukan hanya tentang hal materiil, tapi keluarga, kesehatan, dan kebahagiaan. CC mengingatkan kita tentang pentingnya berbagi. Bukan hanya tentang berbagi materi, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan. Merayakan sukacita, berbagi kehangatan. Dan semua itu dapat dilakukan dalam kesederhanaan, selama ada kehangatan dan keluarga yang mengeliling kita. Berbagi tawa.
Dalam film ini, semua itu digambarkan dengan perayaan malam natal (dan hari besar lainnya seperti Idul Fitri mungkin). Saat ketika keluarga-keluarga sejenak berhenti dari kesibukannya. Saat ketika tabungan setahun sedikit disisihkan untuk sebuah pesta kecil, untuk makan malam yang sedikit meriah. Saat ketika keluarga berkumpul, bercerita tertawa, berbagi kehangatan dan kebahagiaan.