November 27, 2011
November 15, 2011
Tema SUKSESI: TOPENG (?)
Jadi ya, sore ini pembukaan Suksesi di Psikologi UI. Jargonnya sih "Cerdas", tapi entah kenapa mereka mengangkat tema TOPENG. Ya, gw sih gak tau persis latar belakang dan tujuannya, tapi tadi di sambutannya, sang PO sempet bilang, "jadi misalnya kandidat maju dan memilih Topeng warna Merah, kita semua tau kalo Merah itu berani.." Man, itu topeng sih. Gw gak mau memilih seseorang yang jelas-jelas menggunakan topeng. Yee, siapa elo juga sih, R, emang masih punya hak milih?
Anyway, cuma sedih aja sih dengan pemilihan temanya.
Tapi, untungah salah satu dari dua kandidat ketua BEM agak pintar. Jadi, instead of memilih salah satu warna sebagai warna topengnya, Ia memilih topeng yang gambarnya muka dia sendiri. Well, at least dia masih pinter lah ya..
Semoga ini cuma kesalahan memilihi tema karena ngga kritis dan tidak ada yang mengkritisi ya. Gw yakin banyak yang cinta sama Fakultas Psikologi UI dan mau berpikir sedikiiiit aja lebih keras untuk kemajuan Fakultas tercinta ini.
-Staff PSDM Senat Mahasiswa F. Psikologi 'I Will Fly'
-Bendahara BEM F. Psikologi 'INOVA'
Anyway, cuma sedih aja sih dengan pemilihan temanya.
Tapi, untungah salah satu dari dua kandidat ketua BEM agak pintar. Jadi, instead of memilih salah satu warna sebagai warna topengnya, Ia memilih topeng yang gambarnya muka dia sendiri. Well, at least dia masih pinter lah ya..
Semoga ini cuma kesalahan memilihi tema karena ngga kritis dan tidak ada yang mengkritisi ya. Gw yakin banyak yang cinta sama Fakultas Psikologi UI dan mau berpikir sedikiiiit aja lebih keras untuk kemajuan Fakultas tercinta ini.
-Staff PSDM Senat Mahasiswa F. Psikologi 'I Will Fly'
-Bendahara BEM F. Psikologi 'INOVA'
November 11, 2011
Menjadi Atlet
Hmm, melihat atlet-atlet legendaris berlari membawa bendera SEA Games gw terharu. Seriously, gw memang terlihat galak dan jutek di luar, tapi deep inside, hati gw sensitif dan rapuh. Eh.
Dan ternyata, temen gw ngetweet hal yang sama.
DULU, dunia olahraga kita memang sangat berprestasi, mungkin karena atlet-atletnya benar-benar fokus untuk mengejar prestasi. Tapi, salah satu tweet dari @LaChinois menyadarkan bahwa setelah mereka 'selesai' menjadi atlet, mereka jadi susah dapet kerja karena ketika mereka menjadi atlet pendidikan mereka terbengkalai.
Ahyhei, ke-terharu-an gw seketika berubah menjadi nyesek-nyesek sedih. Pernah baca tentang mantan-mantan atlet yang hidupnya menyedihkan? -semoga kata-kata itu tidak merendahkan-
Here's some news I've read:
DULU, dunia olahraga kita memang sangat berprestasi, mungkin karena atlet-atletnya benar-benar fokus untuk mengejar prestasi. Tapi, salah satu tweet dari @LaChinois menyadarkan bahwa setelah mereka 'selesai' menjadi atlet, mereka jadi susah dapet kerja karena ketika mereka menjadi atlet pendidikan mereka terbengkalai.
Atlet-atlet juga manusia biasa, mereka pasti ingin punya masa depan yang 'aman', bukan hanya untuk mereka, terutama untuk yang pria, tentu untuk keluarga mereka. Jadi, kalau sekarang atlet-atlet juga sibuk dengan bisnis, atau mendahulukan sekolah mereka, patutkah kita cap mereka egois dan tidak patriotis? Sementara, negara belum terlihat peduli atau benar-benar menjamin hari tua atlet-atlet ini. Jadi, atlet-atlet sekarang memang harus pintar, toh. Bukan pintar dalam olahraga yang digelutinya, tapi pintar memanage tabungan mereka, memanage waktu, dan menata masa depan mereka *yakali, itu mah semua orang deh*.
Sebenarnya, semua bisa terbantu kalau sekolah-sekaloah atlet itu mau disiplin. Misalnya, hanya atlet-atlet dengan nilai minimal 7 yang boleh bertanding. Tapi ya, itu pasti menjadi sentimen negatif untuk mereka yang melihat ini sebagai 'penghalang' buat atlet-atlet yang secara akademis memang 'kurang memadai'. Hmm, kalo gw sih sebenarnya melihat itu sebagai tantangan. Makanya akhirnya tulisan ini fontnya kecil banget dan warnanya abu-abu. nanti gw dinilai diskriminatif, padahal niat gw kan mau memacu mereka. *disetrum*
Tapi, ya begitulah. Semoga keterharuan gw setiap kali melihat seseorang yang berjuang mengejar prestasi membawa nama Indonesia, ngga akan berubah menjadi kesedihan dan nyeri karena akhirnya mereka harus berjuang bahkan untuk sekedar makan dan tidur dengan nyaman di hari tua mereka.
Semoga atlet-atlet yang berjuang dalam SEA Games 2011 ini. Selamat berjuang, patriot-patriot bangsa. :)
November 10, 2011
Ahey, Softlens gratis, ALHAMDULILLAH..
Yeay! jadi nih ya.. hari ini tepat seminggu saya menggunakan @softlensoksigen. Awalnya saat sedang berbakti mengerjakan tugas Filsafat Ilmu bersama Power Rangers, @sicune tiba-tiba datang dan memberi info kalau dia mau ambil trial softlens gratis. Seperti tiba-tiba bunga-bunga bertaburan di sekitar saya, saya kemudian memprobing tentang keGRATISan trialnya.
Saya dulu menggunakan softlense dengan merk Durasoft, sangat nyaman. Tapi sayangnya dia sudah tidak ada lagi di sini, dan saya pernah mencoba beberapa merk softlense yang akhirnya membuat saya menyesal karena 'berasa tajir' banget beli softlense mahal hanya untuk sekali pakai. Nah, karena ini FREE TRIAL, maka saya memutuskan untuk mencobanya.
Akhirnya Saya mendaftar di facebook untuk free trialnya. Daaan akhirnya tanggal 3 lalu baru sempat mengambilnya di Optik Seis MargoCity. :D Ternyata harus langsung dipakai di tempat, padahal saya cuma mau belanja ke giant. tapi ya udah lah, saya pakai saja. Pas pertama kali pakai rasanya dingin dan sejuk, lumayan nyaman lah. Saya menunda untuk menulis blog ini, karena menunggu pengalaman seminggu dengan si softlense ini. Takutnya awal-awalnya nyaman, ngga taunya sama aja sama yang lain.
Ternyata setelah seminggu menggunakan softlense ini, saya seringkali lupa kalau saya pakai softlense. Ya, selama ini, pasti ada masa-masa mata sepet, mata kering, ngantuk, yang akhirnya jadi kesel. Dan semua itu disebabkan oleh si softlense yang menyebabkan mata tidak nyaman. Nah ini, saya sering lupa kalau lagi pake softlense. Paling sesekali aja merasa agak kering, itu kalau abis naik motor atau memang matanya lagi capekarena bergadang walau tiada gunanya.
Yeay, untung dapat potongan 20%, jadi nanti kalo masa softlens ini sudah abis bisa beli yang buat tiga bulan dengan potongan harga. AHAHAHAHAHA... *semoga invoice-invoice saya segera bertransformasi menjadi kuitansi*
Saya dulu menggunakan softlense dengan merk Durasoft, sangat nyaman. Tapi sayangnya dia sudah tidak ada lagi di sini, dan saya pernah mencoba beberapa merk softlense yang akhirnya membuat saya menyesal karena 'berasa tajir' banget beli softlense mahal hanya untuk sekali pakai. Nah, karena ini FREE TRIAL, maka saya memutuskan untuk mencobanya.
Akhirnya Saya mendaftar di facebook untuk free trialnya. Daaan akhirnya tanggal 3 lalu baru sempat mengambilnya di Optik Seis MargoCity. :D Ternyata harus langsung dipakai di tempat, padahal saya cuma mau belanja ke giant. tapi ya udah lah, saya pakai saja. Pas pertama kali pakai rasanya dingin dan sejuk, lumayan nyaman lah. Saya menunda untuk menulis blog ini, karena menunggu pengalaman seminggu dengan si softlense ini. Takutnya awal-awalnya nyaman, ngga taunya sama aja sama yang lain.
Ternyata setelah seminggu menggunakan softlense ini, saya seringkali lupa kalau saya pakai softlense. Ya, selama ini, pasti ada masa-masa mata sepet, mata kering, ngantuk, yang akhirnya jadi kesel. Dan semua itu disebabkan oleh si softlense yang menyebabkan mata tidak nyaman. Nah ini, saya sering lupa kalau lagi pake softlense. Paling sesekali aja merasa agak kering, itu kalau abis naik motor atau memang matanya lagi cape
Yeay, untung dapat potongan 20%, jadi nanti kalo masa softlens ini sudah abis bisa beli yang buat tiga bulan dengan potongan harga. AHAHAHAHAHA... *semoga invoice-invoice saya segera bertransformasi menjadi kuitansi*
November 04, 2011
Setengah Semester menjadi anak S2
Hello world,
jadi ya.. Minggu UTS sudah saya lalui-setelah sebelumnya berkenala di Surabaya- Sebenarnya saya mau menulis apa yang terjadi di ujian terakhir UTS kemarin, tapi ternyata sudah ditulis oleh sicune di sini. Ya, since we were in the same class, i won't write about it again.
I was annoyed, as well. Kalo Cune bilang "esdua apa esema", saat itu Saya cuma bisa ngomong dalam hati,
Well, actually, ada hal yang 'beda' yang Saya rasakan selama setengah semester ini menjadi mahasiswa S2. Mengapa ujian dan/atau presentasi masih menjadi hal yang 'ditakuti' sih? Kalau kita mendewakan nilai, maka perilaku kita towards beberapa ujian juga akan 'berbeda' ya? Yah, Say that I am cursed, tapi Saya tidak begitu mementingkan nilai. Jeleknya? Saya akan menghadapi ujian sebagai bahan introspeksi, which is too late. Kalo Saya merasa ngga paham, ya Saya belajar lebih keras lagi, tapi ya, tetap semampunya. Kenapa belajar lagi? Since, kita gak bisa munafik juga kalau IP masih menjadi pertimbangan di luar sana. Tapi, Saya tidak begitu suka saat seseorang mendewakan IP dan akhirnya menghalalkan segala cara-khususnya saat ujian- agar nilainya baik.
Man, be honest, WITH YOURSELF!
I don't know, but, will you still be that proud if you get a good grade but it's not really yours?
Hmm, tiap orang memang memiliki nilai yang beda-beda sih, who am I to be this preachy, huh?!
Anyhei, Saya bersyukur punya Power Rangers. Entah perasaan Saya saja, atau memang team ini memang punya keinginan 'menggali' dan 'mempelajari' dalam mengerjakan tugas, dan bukan semata 'mencari nilai'. Saya merasa kami tidak cepat puas, tapi yang paling menyenangkan, saat kami semua merasa mentok, we'll throw to the floor. Mengharap feedback dan bantuan dari presentasi. Presentasi masih menjadi momok, tampaknya. Bahkan saat Saya menjadi mahasiswa S2. Presentasi memiliki banyak tujuan, dan kalau kita memandang presentasi ini sebagai bahan untuk menggali feedback sebelum ujian sebenarnya, seharusnya kita tidak perlu takut, lho. Makanya kami banci banget kalo waktunya presentasi. Daripada nanti 'dibantai' di presentasi sebenarnya. Lalalala.
Ih, apa sih nih, ngga jelas beut. Intinya, menjadi mahasiswa S2, Saya ingin memperdalam ilmu dan mencoba mengaplikasikan apa yang Saya pelajari, bukan sekedar memanjangkan nama yang tidak mungkin ditulis di kartu identitas juga.
*ini tulisan jelek banget ya, konten gak jelas, kaitan satu sama lainnya juga......*
jadi ya.. Minggu UTS sudah saya lalui-setelah sebelumnya berkenala di Surabaya- Sebenarnya saya mau menulis apa yang terjadi di ujian terakhir UTS kemarin, tapi ternyata sudah ditulis oleh sicune di sini. Ya, since we were in the same class, i won't write about it again.
I was annoyed, as well. Kalo Cune bilang "esdua apa esema", saat itu Saya cuma bisa ngomong dalam hati,
"Duile, masih jaman Cyyyiinn.."Yah, Saya emang punya potensi dimusuhin sih kalo masalah disiplin, dan konservatif, karena Saya mungkin berada di ekstrem kanan. Man, rules are made to keep the things work well. *sigh, yes, Saya emang kuno*
Well, actually, ada hal yang 'beda' yang Saya rasakan selama setengah semester ini menjadi mahasiswa S2. Mengapa ujian dan/atau presentasi masih menjadi hal yang 'ditakuti' sih? Kalau kita mendewakan nilai, maka perilaku kita towards beberapa ujian juga akan 'berbeda' ya? Yah, Say that I am cursed, tapi Saya tidak begitu mementingkan nilai. Jeleknya? Saya akan menghadapi ujian sebagai bahan introspeksi, which is too late. Kalo Saya merasa ngga paham, ya Saya belajar lebih keras lagi, tapi ya, tetap semampunya. Kenapa belajar lagi? Since, kita gak bisa munafik juga kalau IP masih menjadi pertimbangan di luar sana. Tapi, Saya tidak begitu suka saat seseorang mendewakan IP dan akhirnya menghalalkan segala cara-khususnya saat ujian- agar nilainya baik.
Man, be honest, WITH YOURSELF!
I don't know, but, will you still be that proud if you get a good grade but it's not really yours?
Hmm, tiap orang memang memiliki nilai yang beda-beda sih, who am I to be this preachy, huh?!
Anyhei, Saya bersyukur punya Power Rangers. Entah perasaan Saya saja, atau memang team ini memang punya keinginan 'menggali' dan 'mempelajari' dalam mengerjakan tugas, dan bukan semata 'mencari nilai'. Saya merasa kami tidak cepat puas, tapi yang paling menyenangkan, saat kami semua merasa mentok, we'll throw to the floor. Mengharap feedback dan bantuan dari presentasi. Presentasi masih menjadi momok, tampaknya. Bahkan saat Saya menjadi mahasiswa S2. Presentasi memiliki banyak tujuan, dan kalau kita memandang presentasi ini sebagai bahan untuk menggali feedback sebelum ujian sebenarnya, seharusnya kita tidak perlu takut, lho. Makanya kami banci banget kalo waktunya presentasi. Daripada nanti 'dibantai' di presentasi sebenarnya. Lalalala.
Ih, apa sih nih, ngga jelas beut. Intinya, menjadi mahasiswa S2, Saya ingin memperdalam ilmu dan mencoba mengaplikasikan apa yang Saya pelajari, bukan sekedar memanjangkan nama yang tidak mungkin ditulis di kartu identitas juga.
*ini tulisan jelek banget ya, konten gak jelas, kaitan satu sama lainnya juga......*
Label:
grateful,
just a thought,
neuroscience,
PRODIK11,
simple life
Subscribe to:
Posts (Atom)