cari di sini

August 20, 2009

Kebudayaan yang kerap dicuri

Budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Indonesia adalah negara yang berbudaya. Manusianya memiliki kapasitas yang besar untuk mencipta, merasa dan membangun karsa yang tinggi. Bagaimana dengan bangsa yang selalu mencuri budaya bangsa lain?
Bangsa yang kerap mencuri kebudayaan, adalah bangsa yang tidak memiliki budaya. Saat mereka tidak memiliki budaya, apakah karena manusianya yang tidak memiliki kemampuan untuk mencipta, merasa dan membangun karsa? Kreativitas adalah kemampuan tertinggi manusia. Kita mampu mencipta dan mengembangkan suatu kebudayaan, kesenian, dengan kreativitas kita. Bagaimana dengan bangsa yang kerap mecuri kebudayaan dan kesenian bangsa lain? Ya, mungkin bangsa tersebut memang tidak memiliki cukup kreativitas.
Patutkah kita marah? Patut. Namun patutkah kita bangga? Lebih patut lagi. Bukan karena kita membiarkan kebudayaan dan kesenian kita dicuri. Namun karena tingginya nilai budaya dan kesenian kita, sehingga apa yang kita miliki secara turun-temurun dicuri. Tidak akan suatu hal dicuri atau direbut, apabila sesuatu hal tersebut tidak memiliki nilai atau harga yang tinggi, bukan? Maka dari itu, jika kita pernah lupa berbangga diri dengan kebudayaan kita, kesenian kita, serta kekayaan kita. BERBANGGALAH, mulai dari sekarang!
Di balik kemarahan atas apa yang telah terjadi, ada baiknya kita berterima kasih. Dengan semua 'klaim' dan kisah 'curi-mencuri' ini, nasionalisme kita digugah. Mungkin sesaat kita lupa, sesaat hal ini padam. Dan ketika hal ini terjadi, kita berlomba-lomba mengutuk pencurinya. Kemana saja kalian sebelum kita 'kecopetan'? Kita juga patut berterima kasih. Selain membangkitkan nasionalisme dan kebanggaan kita akan budaya dan kesenian kita, dengan adanya hal ini, semoga mereka juga memperkenalkan budaya kita ke mata dunia. Semoga lantas dunia juga tahu, akar dan asal asli dari kebudayaan dan kesenian ini. Karena di balik kebudayaan dan kesenian, biasanya akan ada kisah atau latar belakang demografisnya.
Ya sudah, cukuplah kuliah hari ini. Semoga kemarahan, kekesalan, dan kemurkaan ini bukan hanya cambuk sesaat. Semoga kebanggan, nasionalisme dan kobaran semangat ini juga tidak hanya sesaat. Batik milik kami, mungkin juga milik yang lain. Angklung milik kami, tanah kami subur penuh kebun bambu. Reog milik kami, konon banyak raksasa pemangsa di cerita buyut-buyut kami. Rasa Sayange milik kami, lihatlah negara kepulauan kami. Maka kami nyanyikan: "lihat kapal dari jauh.." Tari Pendet milik kami, silakan pelajari sejarah kami.

No comments:

Post a Comment