cari di sini

November 24, 2009

Christmas Carol

Ingin menulis tentang film ah! *rawan spoiler*

Jumat lalu saya menonton Christmas Carol. Dan menurut saya: It was cool!

Christmas Carol diangkat dari novel terkenal milik Charles Dickens tentang seorang kakek yang membenci hari Natal. Untuk sebuah film animasi, Christmas Carol terasa terlalu berat untuk seorang anak. Selain gambaran yang 'tidak selucu' film-film animasi lainnya, kisah yang diangkat CC ini juga lebih tepat untuk mereka yang telah dewasa. Untuk mereka yang telah mengenal, dan seringkali terokupasi pada hal-hal materiil. 

CC mengingatkan kita tentang pentingnya bersyukur. Bersyukur atas apa yang kita miliki, bukan hanya tentang hal materiil, tapi keluarga, kesehatan, dan kebahagiaan. CC mengingatkan kita tentang pentingnya berbagi. Bukan hanya tentang berbagi materi, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan. Merayakan sukacita, berbagi kehangatan. Dan semua itu dapat dilakukan dalam kesederhanaan, selama ada kehangatan dan keluarga yang mengeliling kita. Berbagi tawa.

Dalam film ini, semua itu digambarkan dengan perayaan malam natal (dan hari besar lainnya seperti Idul Fitri mungkin). Saat ketika keluarga-keluarga sejenak berhenti dari kesibukannya. Saat ketika tabungan setahun sedikit disisihkan untuk sebuah pesta kecil, untuk makan malam yang sedikit meriah. Saat ketika keluarga berkumpul, bercerita tertawa, berbagi kehangatan dan kebahagiaan.


November 23, 2009

the-not-so-good-facts about me

Kali ini saya akan curhat. Begini, saya memiliki some-not-so-good-facts. Dan belakangan, hal ini cukup mengganggu keseimbangan diri saya, ah berlebihan deh R.
Langsung saja ya *malas mengarang*

1. Saya pelupa sangat.
Oh-Oh astaga *sambil nyanyi* saya sering kali meninggalkan barang di rumah, di mobil teman saya, atau di mana-mana. Untuk mengatasinya, saya telah memiliki berbagai macam reminder. Notes, Post-it, SAHABAT SAYA, dan bahkan Saya juga memaksimalkan reminder HP saya.
Tapi, masih saja saya sering lupa.

2. Saya kagetan.
Oh-Oh Astaga *nyanyi lagi* mungkin ini bawaan dari bayi. Kata mama, sejak bayi saya selalu kaget setiap kali mendengar bunyi klakson. Kagetan ini mulai terasa mengganggu sekali ketika saya nonton film thriller (di bioskop). Saya suka menonton film thriller, tapi cape juga kalo saya jadi banyak kaget dan loncatnya, padahal adegannya biasa aja. *Kasihan partner menonton saya yang suka ikut kaget karena saya kaget.*
Kalau boleh (mencoba) menganalisis diri sendiri, mungkin ini ada hubungannya dengan the-not-so-good-fact berikutnya tentang saya:

3. Saya Memiliki Toleransi yang (terlalu) rendah terhadap bising.
Saya sangat mudah terganggu dengan bising. Suara knalpot motor, suara orang yang melengking atau terlalu cempreng, suara orang teriak, suara gedubrakan, suara orag menggebrak meja. Seringkali emosi saya mudah naik apabila mendengan suara seperti tersebut di atas. Ya, walaupun saya bisa menenangkan diri saya sendiri, tapi tetap saja suara bising memberikan sensasi negatif untuk saya. Blah. Lelahnya, terkadang hal ini sangat sepele. Hal sepele yang bisa merusak mood saya saat itu. not-so-good, aight? 

*added*

4.  Koordinasi otak dan tubuh saya 'agak' buruk.

Saya sering menabrakkan diri, menendang, atau terantuk sesuatu. Parahnya, hal ini terjadi dengan kesadaran. Misalnya, saya sedang berjalan, saya sadar tiga langkah lagi saya harus berbelok ke suatu arah. Kenyataannya, baru saja dua langkah saya ambil, badan saya telah berbelok, dan DANG! saya-pun menabrak. Sering sekali. Doh!

Hua,, setelah curhat, maka saya bertanya. Yang mana yang paling mudah untuk diperbaiki? saya akan melakukannya satu-per-satu. *saya tidak yakin bisa melakukan semuanya sekaligus*

November 20, 2009

my bestfriend is getting married

rekan seperjuangan saya akan menikah. itu berita yang sangat membuat saya bahagia. tapi, dari cara menulis saya, pasti Anda akan menilai bahwa saya menulis ini dengan afek datar. Haha. Saya juga merasa (akan) merindukannya.

Perkenalkan, AF. AF adalaha seorang perempuan yang tidak segitu perempuannya juga. Kalau Anda melihat saya adalah perempuan (yang dulunya) tomboy. Makan, AF juga (hanya) sedikit lebih feminin dari saya. SUMPAH.
Rumah kami hanya dipisahkan oleh satu rumah. Kami main bersama sejak umur 4 tahun. Kami main bola, gundu, perang-perangan, petak umpet bersama. Kami main tazos, gambaran, tak lele bersama. Kami mencuri jambu, kacang panjang, ubi, rambutan bersama. (haha). Kami bertualang, belanja, berjuang bersama. Kami pun bersama-sama hampir membunuh sahabat kami yang lain, HT, bersama. -Salah siapa ngga mau gantian main ayunan waktu TK, huh?!-
Kami tumbuh bersama. Bahkan sifat saya yang sering disalahartikan oleh pria pun dimilikinya. -Salahkan 90% sahabat kami yang laki-laki- Semenjak kami bekerja, intensitas pertemuan kami memang berkuran. Telepon dan SMS memang bukan cara kami berinteraksi *hanya sesekali*. Mungkin karena sejak dulu kami hanya perlu keluar rumah dan menyambangi rumah satu sama lain. Walaupun begitu, ketika kami memiliki waktu bertemu, maka, semua akan tersas seprti sedetik saja. Terlalu banyak yang ingin diceritakan, terlalu banyak tawa yang belum meluap, ada air mata yang belum terseka. *hah, menye2 sekali saya*

Ya, dia akan menikah 22 November nanti, 4 hari sebelum dia berusia 24. *heh, kamu curang!*
Ahaha, dulu kami berpikir, kalo nanti kami sudah menikahm, sudah punya anak. Kami akan punya waktu-waktu di mana keluarga kami akan liburan bersama.
Hua, waktunya telah tiba untuknya menikah. Apakah saya masih bisa menyambanginya kapan saja saya mau? Apakah ia masih bisa menyambangi saya kapan saja Ia butuhkan?
Semoga.

Well, hello there. It's D-2 before your marriage. And i can still remember, one day, the farmer chased us with his knife because we stole some sweet potatoes from his farm.
Ah, been long time since my latest post ya.
i guess, i'm dependent to internet connection. I have problem with my mobile internet (provider), so that i didn't write. To kill this laziness, i write this post. Ahaha, what an abstract post. But for me, this is a wake up call.

Cheers,
Roro

November 04, 2009

Legging untuk kuliah, what do you think?!

menulis tentang cara berpakaian, sebenarnya hal yang cukup saya hindari. Saya tidak fashionable. Memadupadankan warna saja saya sulit... Haha. Tapi apa daya, dari sekian fenomena yang ada, saya akan tetap menulisnya.

Ya, tulisan ini mungkin akan menjadi sekian rangkaian dari tulisan tenang fenomena yang saya lihat ketika saya berada di area kampus. Ya, saya memasuki kampus UI ini di tahun 2004, dan tahun 2009 ini, saya masih di sini. Dengan tugas yang berbeda.

Era globalisasi, tepatkah kita kembali mengambinghitamkan frase ini? Tapi saya memang merasa pergeseran 'cara berpakaian' memang terjadi di kampus ini. Okay, bila saya ingat, ketika saya di 'ospek' pada tahun 2004, saya dibimbing mengenai cara berpakaian yang 'baik dan benar' di kampus. Dan hal ini cukup mengena buat saya.
Tapi, tahun ini, 2009, katakanlah, saya sering terganggu dan 'annoyed' dengan cara berpakaian mahasiswa ketika di kampus. Hmm, terutama di kelas. Beberapa hal yang mengganggu adalah penggunaan legging. Okay, BUAT SAYA, legging isn't pants. *ini lebih baik bila dibanding pendapat teman saya yang saat mengedit tulisan ini berkata 'Legging isn't outfit, it's underwear'* Jadi, berhenti menggunakan legging apabila Anda memutuskan menggunakan kemeja yang panjangnya hanya sebokong Anda, terlebih lagi jika Anda memutuskan menggunakan kaos yang juga pendek. Lebih berdosa apabila Anda menggunakan kaos dan memasukkannya ke dalam legging. HAIL FASHION.
Hal kedua yang mengganggu saya adalah penggunaan baju-baju tipis sejenis 'kaos Bali'. Mengutip perkataan Mba Ratna Djuwita, "Saya suka menggunakan kaos Bali untuk tidur, karena tipis dan sejuk. Kok kalian ke kampus pakai baju tidur?" Hmm, apa perlu dijelaskan lagi?

Yang mengganggu saya bukanlah apa yang digunakan mahasiswa/i ini. Yang mengganggu adalah waktu dan tempatnya. Sebagai tulisan pertama dari rangkaian tulisan yang saya sebutkan, saya akan berkata, rangkaian tulisan saya adalah mengenai RESPECT.

Saya mencermati cara kalian berpakaian ketika kalian ke kampus, terlebih lagi Kuliah. HORMATI dan HARGAI dosen kalian yang menggunakan baju yang rapi dan sopan untuk berhadapan dengan kalian, berbagi ilmu dengan kalian. Apakah pantas kalian menghadapinya dengan baju yang, hmm, MENURUT saya kurang sopan, ya mungkin terlihat tidak rapi jadinya.
Jangan salahkan para dosen bila memandang kalian sebelah mata, meragukan kemampuan kalian atau sejenisnya. Karena, jangan berharap orang lain menghargai kalian apabila kalian tidak bisa menghargai DIRI KALIAN SENDIRI apalagi orang lain. Remember the golden ways, kids. Treat people the way you want people to treat you. Dont treat people the way you don't expect people to treat you.

Sekali lagi, saya menulis ini untuk di kampus saja. Karena di luar kampus itu hak kalian. Untuk tampil seperti gadis-gadis dan mas-mas yang pop-up dari majalah pun itu tidak salah. (pun saya bisa sangat fierce di luar kampus, sumpah!).
Menempatkan diri, tidak membuat kalian kehilangan jati diri, kok!
Dan kalo ada yang bilang: "Hey c'mon R, it's 2009!" then i'll say: "Kita tinggal di Indonesia, dan kita punya kepribadian. Think Globally, Act locally!"