cari di sini

June 04, 2010

Anker!

Halo Saya Anker! Minggu ini minggu kedua saya menambahkan atribut pada nama saya.. Roro 'Anker' Puteri.
Senorak-noraknya, saya akan mengaku satu hal. Satu cita-cita saya tercapai: MENJADI PENGGUNA KERETA API. ANAK KERETA (ANKER).
Saya tinggal di daerah Cijantung dan bekerja di BINUS UNIVERSITY, Kemanggisan. Selama ini saya selalu pergi bersama Ayah saya dan menggunakan P6 dari UKI sampai Pal Merah dan melanjutkan dengan Angkutan Umum M11 sampai Kampus Anggrek BINUS UNIVERSITY. Untuk perjalanan pulang, saya biasanya menggunakan M11 sampai Pal Merah, kemudian melanjutkan perjalanan dengan P6, yang sayangnya seringkali hanya sampai UKI. Dari UKI saya harus naik Bus apapun yang mengarah ke Pasar Rebo dan terakhir melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum sampai rumah. Perjalanan pulang biasa saya tempuh 2 sampai 3 jam.
Nah, mulai 3 minggu lalu, saya berpikir untuk menggunakan kereta api. Jadi Sejak 2 minggu lalu (iya, saya memang prokrastinator. Butuh 1 minggu untuk mengeksekusi pemikiran saya) saya mencoba menggunakan moda transportasi ini. Saya harus menggunakan M11 sampai Stasiun Tanah Abang, lalu melanjutkan perjalanan dengan kereta sampai ke Stasiun UI / Stasiun POCIN/ Stasiun Depok Baru. Setelah berlatih selama kurang-lebih seminggu, minggu ini saya menyematkan "Anker" pada nama saya. :D
Perjalanan pulang mungkin tidak jauh berbeda, sekitar 1,5 sampai 2 jam. Tapi banyak pertimbangan yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk menjadi Anker *well, norak memang, tapi biarlah, saya memang Anker*. Beberapa pertimbangannya adalah:
1. Jika saya harus menunggu Bus di Pal Merah, suasananya kadang tidak nyaman; sedangkan bila menunggu di stasiun Tanah Abang jauh lebih nyaman. *Mungkin karena bukan jalan raya*
2. Menunggu di Pal Merah, bila hujan datang, luluh lantaklah saya. Di Stasiun Tanah Abang? Saya selamat. :D
3. Kadang-kadang, kereta memang terlambat sehingga saya harus menunggu lama. TAPI menunggu lama di stasiun untuk perjalanan yang jauh lebih cepat ternyata JAUH LEBIH BAIK rasanya daripada cepat mendapat Bus tapi harus MENGANTRE SEPANJANG PERJALANAN pulang.
4. Penuhnya Kereta, ternyata masih lebih manusiawi dibanding Bus yang penuh, DI JALANAN YANG SANGAT PENUH.
5. Dimas selalu siap menjemput saya di stasiun. Apa ada yang bisa mengalahkan? :P

**ongkosnya memang jauh lebih mahal, tapi keuntungan psikologisnya jauh lebih banyak**

No comments:

Post a Comment