Yak, jadi gini ya kawan, saya akan menulis sesuatu yang fungsinya membantu diri saya sendiri.
Saya baru menyadari satu hal.
Hari Sabtu lalu saya mengadakan pelatihan di SMA Gonzaga, dan entah kenapa hari itu saya merasa 'aneh'. Seperti merasa tidak berada di sana. Akhirnya, malamnya saya dan teman saya, Verdi memutuskan untuk keluar dan mencari makanan. Kami pergi ke Indomart. Saya akhirnya keluar dengan segelas kopi panas di tangan.
Verdi kemudian menyadarkan saya, "lo udah addicted ya?" sambil masih berusaha meraba-raba how far 'kecanduan' is, Verdi menambahkan, "lo gelisah banget seharian ini."
YES. Ini jawabannya. Inilah kenapa saya merasa 'aneh' seharian ini. Dan kenapa akhirnya setelah minum kopi saya merasa lebih nyaman. Dan Verdi akhirnya menyadarkan saya. Yes. Minggu lalu saya pergi ke acara keluarga. Hari itu pun saya merasa uring-uringan. Sore harinya akhirnya saya keluar dan membeli kopi. Dan, kalau saya mau lebih jujur pada diri saya sendiri, ternyata memang hal ini sering terjadi. Bedanya, pada saat pelatihan atau acara keluarga, saya tidak seleluasa itu untuk pergi ke dapur dan membuat kopi.
So here I am. Berhenti denying keadaan bahwa saya kecanduan. Saya sudah 2 kali relaps. Dan saya mengundang teman2 yang ingin membantu saya untuk berhenti dari kecanduan ini. Kenapa ini seolah-olah menjadi hal besar? Karena merasa uring-uringan saat ngga bisa ngopi itu mengganggu, kawan. Karena saat otak Anda berhenti bekerja karena belum ngopi juga mengganggu, kawan.
Saya sudah beberapa kali mecoba men-substitusi dengan teh. But, I won't stop drink tea. I have to substitute 2 glasses of coffee with a-whole-day of Tea. Dan, saya pikir, ini ngga kalah -ngga-sehatnya.
Jadi, terimalah undanganku ini, kawan. Kalau ada yang mau membuat intervensi untuk para pecandu kopi-or-at-least-caffeine, Saya bersedia bergabung. Ciao.
No comments:
Post a Comment