Saya baru saja menyaksikan berita tentang masalah jiplak-menjiplak lagu Terang Bulan menjadi lagu kebangsaan negara tetangga. Dari sumber-sumber yang saya baca, Lagu Terang Bulan, Notasi balok dan lagunya merupakan lagu ciptaan musisi Prancis Pierre-Jean de BĂ©ranger dengan judul "Malayan's Moon". Lagu ini kemudian di-Indonesiakan dengan judul "Terang Bulan". Disebutkan kemudian, pada tahun 1952 mantan Presiden Soekarno MENGHADIAHKAN lagu tersebut kepada negara tetangga karena negara tersebut memang belum memiliki lagu kebangsaan dan juga miskin komposer untuk menciptanya (seperti dikatakan oleh Metro TV).
Apabila melihat sejarah dan latar belakang Lagu kebangsaan tersebut, KITA TIDAK BISA MENGATAKAN LAGU KEBANGSAAN NEGARA TETANGGA ITU MERUPAKAN JIPLAKAN, atau menuduh mereka mencuri lagu "Terang Bulan".
Yang ingin saya tegaskan di sini adalah: MEDIA, SAYA MEMOHON KEBIJAKAN KALIAN DALAM MENYAMPAIKAN BERITA. Sampaikan berita seperti ini dengan bahasa yang SEJELAS MUNGKIN, TIDAK AMBIGU DAN TIDAK PROVOKATIF.
Karena kita tidak dapat memukul rata aksesibilitas rakyat Indonesia, yang konon nasionalismenya tinggi, terhadap internet. Kita harus sadar bahwa Media TELEVISI masih menjadi Sumber pemberitaan utama bagi rakyat. Maka dari itu, ketika MEDIA TELAH MENGETAHUI BAHWA HAL INI BUKAN SUATU PENJIPLAKAN maka berhenti menyebut kata tersebut. Karena ketika MEDIA terus mengatakan hal ini walaupun diteruskan dengan bantahan atau penjelasan berikutnya, HAL NEGATIF INI YANG TELAH TEREKAM DI MASYARAKAT.
Karena kita tidak dapat memukul rata aksesibilitas rakyat Indonesia, yang konon nasionalismenya tinggi, terhadap internet. Kita harus sadar bahwa Media TELEVISI masih menjadi Sumber pemberitaan utama bagi rakyat. Maka dari itu, ketika MEDIA TELAH MENGETAHUI BAHWA HAL INI BUKAN SUATU PENJIPLAKAN maka berhenti menyebut kata tersebut. Karena ketika MEDIA terus mengatakan hal ini walaupun diteruskan dengan bantahan atau penjelasan berikutnya, HAL NEGATIF INI YANG TELAH TEREKAM DI MASYARAKAT.
Akibatnya? Rakyat kita, dengan Nasionalisme yang berkobar, tapi kemampuan mencari, serta menyaring berita yang minimalis, menjadi membabi buta memberi kecaman, makian dan hujatan PADA MEREKA YANG TIDAK BERSALAH (dalam masalah ini) serta menghujat sesuatu YANG TIDAK PERNAH ADA ATAU TERJADI.
Maka, sekali lagi, Media, Bertindak bijak dan berlaku pintarlah, karena ANDA masih menjadi penyalur utama berita ke lapisan besar Rakyat Indonesia. Jangan menjebak rakyat negaramu sendiri. Jangan menjebloskan dan mencoreng bangsa sendiri.
Saya Warga Negara Indonesia, dan Masih sangat berbangga dengan semua yang dimiliki Indonesia. Tapi berhentilah menjadi pongah.
*bacaan:
No comments:
Post a Comment